Lombok Island By Land Part I

Udah baca bagian intro? Kalau belum  Klik di sini ya. Oke langsung aja nih, saya seneng sih ternyata masih ada yang nunggu review perjalanan saya . Thank you for waiting ya.

Kamis, 13 Oktober 2016

Saya memulai perjalanan saya bersama 2 wanita yang saya temui di Halte Trans Solo, lokasinya di depan Stasiun Solo Balapan. Hmm, 2 wanita ini asalnya dari Bekasi dan Cikarang, nah mereka berdua naik kereta eksekutif menuju Solo Balapan karena udah janjian dengan saya. Singkat cerita akhirnya kita ketemu dan langsung menuju stasiun Purwosari untuk memulai petualangan panjang kita. Ceilah. Btw pasti ada yang nanya, ribet banget sih Riz, kenapa ga langsung ketemuan di Stasiun Banyuwangi Baru?

Nah khusus yang mau backpacker-an ke Lombok dan start-nya dari Jakarta (via darat), kalian ga bisa naik kereta langsung ke Banyuwangi. Ada sistem transit di Surabaya Gubeng. Nah dari pada si Mahmud alias mama muda nyasar mending ketemu saya aja wkkkwk.

Pagi-pagi kita sarapan banteng bareng di stasiun Purwosari dan langsung naik kereta menuju stasiun Banyuwangi Baru. Para Pria dari Surabaya berangkat ke Lomboknya naik Pesawat -_-“, ga tau nih yak, padahal yang bikin postingan ngegembel abis kan si cowok-cowok tapi mereka udah pesen tiket pesawat PP (biasa karena kerjaan). Hahaay, nah guna mencocokan waktu tiba di Lombok jadi kami (para wanita) berangkat lebih dulu.

img-20161013-wa0003
On The Way Stasiun Banyuwangi Baru dengan KA Sri Tanjung (Kerudung Biru: Mba Ayu, Kerudung Pink: Mba Dyah)

Kasihan sebenernya sama 2 mahmud, karena mereka udah jalan dari tanggal 12 Oktober untuk sampai Solo Balapan. Oh ya sampai lupa 2 mahmud cantik ini bernama mba Ayu Indah (Cikarang) dan mba Dyah (Bekasi).

Pukul 21:13 sampai juga di Stasiun Banyuwangi, nah lanjut nih kita menyebrang ke Gilimanuk alias ke pulau Dewata. Untuk sampai ke pulau Dewata kami harus berlayar lewat pelabuhan Ketapang. Saya rasa penyebrangan Ketapang-Gilimanuk udah banyak yaa yang ngerasain secara study tour sekolah kan biasanya kunjungan ke Bali tuh. Well, untuk sampai ke pelabuhan Ketapang ga susah kook. Cukup jalan kaki sekitar 400 m. Mahmud yang tadinya udah ga sanggup tapi akhirnya sampai juga kan? Makin salut sama kalian, udah bawa-bawa carrier haha. Oh ya, penting nih. Usahain nyebrang ke Gilimanuk sekitar pukul 23:00 WIB (paling lambat yaa) agar sampai di Bali tidak lewat dari pukul 01:00 WITA. Penyebrangannya hanya sebentar sekitar 45 menit aja.

20161013_212052
Setelah beberapa meter di depan stasiun Banyuwangi Baru tersadar kalau kita harus ada dokumentasi. Duo mahmud dokumentasi buat para suami kalo saya buat blog aja.
20161013_220740
[Pelabuhan Ketapang] Menuju tanah Bali hehehe

14 Oktober 2016

Pukul 23:17 WITA  kami tiba di pelabuhan Gilimanuk. Banyak review yang mengatakan untuk melanjutkan perjalan ke pelabuhan Padang Bai yaitu menggunakan bus BAHAGIA atau Buana Raya yang paling pagi berangkat pukul 01:00 WITA. Nah, setibanya di pelabuhan Gilimanuk jangan bersantai-santai dulu. Yang harus dilakukan adalah “Tanya petugas” bila perlu langsung cek ke terminal apakah bus sudah ada di terminal. Jarak antara Pelabuhan Gilimanuk dengan Terminal Gilimanuk sangat dekat sekali. Jalan aja bro! Nah ketika menuju perjalanan ke Terminal kalian akan dihentikan oleh petugas dan diminta kartu identitas, bahkan ditanya mau ke mana. Mungkin ini menghindari teroris masuk kali ya sejak bom bali I dan II terjadi.

20161014_005445
Semoga perjalan ini se-BAHAGIA busnya wkwkwk

Setelah itu kami lanjutkan lagi perjalanannya. Langsung aja saya tanya berapa harga ke Pelabuhan Padang Bai, tarifnya 60.000 rupiah per orang. Kalau kalian bisa tawar silahkan, tapi dari dulu sekitar segitu sih emang, jadi yaudah lah saya langsung bayar aja.

Perjalanan dari Terminal Gilimanuk menuju Padang Bai memakan waktu yang lama sekali. Saya  dan travelmate pun akhirnya tertidur walaupun di dalam banyak penumpang dan barang-barang belanjaan. Didukung dengan waktu yang masih terlalu pagi untuk melek-melek cantik. Jadi, tidur aja daaah. Oh ya bus BAHAGIA ini bukan bus ber-AC tapi ini bus ber-angin hahahay. Waktu yang dibutuhkan untuk menuju pelabuhan Padang Bai sekitar 4 jam.

Pagi hari kira-kira pukul 04:30 WITA kami masih diperjalanan. Saya seneng banget nih menghirup udara Bali, dan tempat peribadatan umat Hindu alias Pura sudah mulai terlihat. Ya Allah, ternyata perjalanan ini sangat panjang, bahkan kami pun belum menginjakan kaki kami di pulau yang dijuluki seribu masjid itu. Kami masih harus berlayar lagi.

20161014_034900
Ini dia interior bus BAHAGIA. AC Jendelanya ga nahan karena busnya ngebut. Busnya penuh banget, bukan sama orang-orang aja tapi juga sama barang-barang buat memenuhi kelengkapan dupa. Ingat ini udah di tanah Bali. Jadi, waktu itu, orang-orang ada yang habis belanja perlengkapan dupa gitu deeh.

Pukul 06:00 WITA kami tiba di pelabuhan padang Bai dan langsung membeli tiket. Nah ada perbedaan sedikit ya interior di kapal Ferry ini hehe. Tempatnya lebih nyaman. Mungkin dirancang seperti itu karena mengingat para penumpang yang naik ke kapal ini akan melakukan penyebrangan ke Lombok dan membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam untuk tiba di Pelabuhan Lembar. Ketika hampir sampai di pelabuhan Lembar, kami disambut pulau-pulau yang membuat kami rasanya ingin segera menapakkan kaki di sana.

20161014_064656
[PELABUHAN PADANG BAI] Gembel-gembel cantik belum juga bertemu 3 pria Surabaya bahahaha
20161014_112513
Mode beauty emang kebangetan benget ngibulnya. hehehe gapapa yah untuk musafir. Musapir kok jalan-jalan ekekekekke. Well, ini interiornya kapal yang saya gunakan untuk menyebrang ke Lombok Island. AAAAAK Lombok I am coming (waktu itu ekspresinya kaya gitu siih kira-kira) ahahaha

Pukul 11:11 WITA Alhamdulillah, kami sampai di pelabuhan Lembar. Jangan tergoda dengan tawaran sewa mobil 250.000 rupiah ke kota Mataram. Petugas di pelabuhan biasanya bersikap sok baik. Mereka akan bilang ke kalian silahkan pakai mobil teman saya dengan menyebut nama si petugas itu agar dimurahkan tarifnya. Padahal saya yakin, saya akan menemukan yang lebih murah (walaupun saya sempat tergoda). Sebelum bepergian saya selalu mengumpulkan informasi yang valid dan ingin saya buktikan sendiri. Let us see. Setelah keluar dari pelabuhan akhirnya saya menemukan mobil sewaan ke Mataram dengan tarif 25.000 rupiah per orang. NAH KAN! PROVED! (ketawa setan buohohohooho)

20161014_122217
[Pelabuhan Lembar] Siap-siap kena calo kalau kamu masih ada di dalam pelabuhan.
20161014_123958
[otw Wisma Nusantara] Akhirnya dapat bus IDR 25.000/person

Kami menginap di Wisma Nusantara II yang tak jauh dari pusat kota Mataram. Sampai lupa, saya salut sekali dengan warga disekitaran pelabuhan Lembar. Ketika tiba di sana, saya menemukan masjid yang belum selesai dibangun bahkan masih bisa dibilang sangat berantakan. Tapi mereka masih semangat untuk melaksanan solat Jumat hanya dengan beralaskan Koran dan terpal (tenda). Ngomongin masjid, inget ga dari tadi saya nyebutin kota seribu masjid ? Terbukti memang, ketika mengelilingi pulau yang satu ini, saya sering kali menemukan masjid di tiap-tiap kabupaten. Mulai dari masjid yang besar hingga yang kecil. Tak hanya itu, masjid-masjid yang masih dalam tahap pembangunan pun banyak sekali contohnya seperti di Lembar tadi. Tak heran pulau ini memiliki julukan “Seribu Masjid” akhir-akhir ini juga saya sering banget mendengar dukungan pariwisata Lombok sebagai wisata syariah. Hmm setelah baca-baca dari beberapa info pariwisata, ternyata memang Lombok sedang berusaha menjadi tempat pariwisata syariah untuk mendorong turis terutama dari timur tengah untuk bertandang ke pulau indah ini. Maju terus pariwisata Lombok!!

20161017_140128
Ini di area Lombok Tengah

Sampai di Wisma Nusantara II ini kami sejenak mengistirahatkan diri. Niatnya mau ngajak Mahmud ke taman Narmada, tapi badan ini kayanya udah letih banget ditambah lagi kan kita semua ga punya SIM untuk mengendari motor yang kami sewa. Yang punya SIM itu si para kando (panggil kando aja ya biar cepet, saya tau sih doi bukan orang Sumatra). Jadi yaudah deh kita istirahat aja. Kalau mau makan, bisa keluar Wisma ke arah jalan besar dan nyebrang , di kanan ada warung nasi pecel, masih tergolong murah.

Jam 21:00 WIB para kando udah pada take off dari Bandara Djuanda, Surabaya menuju Bandara Lombok di Praya. Akhirnya mereka stay di Polres Cakranegara -_- suka-suka mereka deh emang.

15 Oktober 2016

Ini nih akibat saking kelelahannya akhirnya saya kesiangan. Si mbak Dyah bukan bangunin saya -_- doi abis subuhan malah rebahan (e gatau sih, saya yang ga bisa dibangunin atau gimana) udah gitu saya ga denger alarm saya sama sekali. Agak berantakan nih itinernya sedih deh, tapi apa daya.

Pagi-pagi saya dan mba Dyah langsung pergi ke persewaan tenda Mataram Kaldera di Mataram. Sempat kesasar juga bahkan saya harus terpisah dengan mba Dyah. Akhirnya, daripada tunggu-tungguan saya langsung naik motor ke Mataram Kaldera dan saya yang sampai terlebih dahulu. Tadinya hopeless karena toko outdoor ini tutup. Eh ternyata toko ini dempetan sama rumah pemiliknya. Saya yang udah kesel karena nyasar-nyasar udah gitu laper juga, akhirnya disambut abang ganteng. Ga jadi kesel deh wahhaahha. Serius ganteng namanya bang Duha. Assalamualaikum abang, saya mau sewa tenda biru nih (eh tenda biru). Pelepas dahaga dan lapar banget lah. Udah dapet tenda, kami bertiga langsung ke polsek Cakranegara buat jemput 3 buronan dari Surabaya. Setelah itu langsung ke destinasi pertama kita yaitu Pantai Mawun.

img-20161015-wa0003
Awas kalo ga ganteng berarti bukan bang Duha awkwks >.<

Perjalanan ke Pantai Mawun mebutuhkan waktu sekitar 1 jam 30 menit dari kota Mataram. Aksesnya ga terlalu sulit. Sampai di sana kami disambut pemandangan yang indah banget. Pantai Mawun ini buat kami masih seperti private beach. Betul-betul sepi sekali. Ombaknya juga tidak terlalu deras. Hadiah di siang bolong banget buat backpacker yang udah sekian jam berlayar menuju pulau Lombok. Bahkan dari beberapa destinasi, para travelmate setuju banget kalau Mawun adalah destinasi favorite mereka dan kalau mau ke Lombok lagi, Mawun akan jadi destinasi nomer 1 yang harus dikunjungi dengan durasi stay paling lama (seharian di Mawun gapapa katanya).

img-20161020-wa0013
[PANTAI MAWUN]
img-20161021-wa0039
Left to Right : Kak Aris a.k.a Kando, Mba Dyah, Rizka, babang Ipul, mba Ayu, Kak Tris
img-20161021-wa0040
AWAS GA BISA MOVE ON

Sehabis dari Mawun yang cantik ga ada abisnya, kami langsung mengejar waktu untuk melakukan penyebrangan ke Pulau Sumbawa. Ngapain ke pulau Sumbawa? Kemah doong, kan tadi udah sewa tenda dari abang yang tampan itu. Wahahaha Masih mau tau perjalanan panjang saya selanjutnya? Silahkan Klik di sini

5 thoughts on “Lombok Island By Land Part I

Leave a comment