Ullen Sentalu – 60 Minutes Historical Journey

Aloha travelers! Kalo ngomongin jalan-jalan, kayanya ga seru nih kalo ga membahas museum unik nan cantik yang satu ini. Apa siiih museum yang dimaksud itu?

Museum Ullen Sentalu. Namanya saja sudah terdengar unik, gimana dalemnya? Hmm penasaran sama museum yang satu ini? Sayangnya, saya harus kasih tau nih di awal. Saya tidak bisa mengabadikan setiap ruang yang ada di museum ini, dikarenakan setiap pengunjung yang datang akan diminta untuk menyimpan HP, maupun segala jenis kamera. Tujuannya agar fokus memperhatikan penjelasan dari guide.

Museum Ullen Sentalu terletak di jalan Taman Wisata Kaliurang. Kalau kalian pergi ke kawasan Kaliurang dan abis asik-asikan ikutan off road Merapi mendingan sekalian mampir ke sini juga. Dijamin gak nyesel!

Waktu itu saya memulai perjalanan ke Museum Ullen Sentalu dari arah candi Prambanan dan masuk ke alternative Kaliurang. Belum sampai ke Museumnya aja, saya udah bahagia banget karena sepanjang jalan menuju Kaliurang akan disambut hangatnya sinar mentari disertai angin yang sangat sejuk menghempas kulit #ceilee dan pemandangan hijau di kiri dan kanan jalan. Lumayan nih buat menghijaukan mata sebelum sampai di destinasi.

Welcome to Ullen Sentalu!

paketwisatajogjadotnet
Sumber: paketwisatajogja.net

Museum Ullen Sentalu dibuka pada hari Selasa-Minggu. Jadi, kamu jangan sampai salah yaaa meletakan itinerary liburan ke Sentalu di hari Senin haha. Tiket masuk museum Ullen Sentalu yaitu IDR 30.000 untuk orang dewasa dan IDR 15.000 untuk anak-anak.

Dari tadi saya ngomongin Ullen Sentalu pasti pada nanya kan, “Mengapa dinamakan seperti itu?” “Apa filosofinya?” dan lain-lain.

Museum Ullen Sentalu berasal dari kata Ulating Blencong Sejatine Tataraning Lumaku yang memiliki arti Nyala lampu blencong dapat menjadi petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan.

Blencong sendiri adalah lampu minyak yang biasanya digunakan dalam pagelaran pertunjukkan wayang kulit yang artinya pagelaran wayang ga akan berjalan tanpa adanya lampu blencong ini. Biar ga nyari-nyari lagi nih saya kasih contohnya

blencong
LAMPU BLENCONG

Museum Ullen Sentalu punya segudang cerita masa lalu tentang kesultanan Yogyakarta dan Solo. Tidak hanya cerita-cerita seputar kepemimpinan nih, bahkan Museum Ullen Sentalu akan mengisahkan milestone alias sejarah masing-masing putra-putri keraton terdahulu. Museum Ullen Sentalu juga bakalan mengajak kita buat kembali lagi mengingat budaya Indonesia. Apa tuh contohnya? Pakaian Batik dan tari-tarian misalnya.

Pertama kali masuk ke museum Ullen Sentalu, saya disambut dengan suasana romantis dan kesejukan dikarenakan konsep museum ini sangat menyatu dengan alam. Selama kurang lebih 60 menit saya dan pengunjung lainnya dibawa berkeliling museum oleh guide yang sangat ramah sekali.

yg3

Ruang Gua Sela Giri adalah pintu masuk utama untuk menjelajahinya di mana terdapat ruang seni tari dan gamelan. Ada sejumlah alat musik Gamelan yang dahulu kala pernah digunakan dalam acara tari keraton dan pagelaran wayang yang kini umurnya lebih dari 50 tahun serta terdapat beberapa lukisan tarian Jawa yang diciptakan oleh raja-raja Mataram. Kenapa jadi raja Mataram? Nah Yogyakarta dan Surakarta (Solo) dianggap sebagai pewaris tahta Mataram sejak terpecahnya Kesultanan Mataram menjadi Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta pada masa Pakubuwana III (hmm sedikit rumit sih saya memahaminya, silsilahnya panjang syekalii) silahkan dilihat di perjanjian Giyanti ya tentang pembagian kekuasaan.

Untuk ruang lukisan ada beberapa contoh lukisan tarian yang ada dalam ruang tersebut yaitu, tarian Minak Cino –Rengganis, Serimpi, dan Bedhaya yang sangat sakral. Saya tertarik banget saat penjelasan tari Bedhaya ini karena menghadirkan Ratu Kidul hihihi. Katanya sih yang bisa melihat Ratu Kidul hanya Raja nya aja. Salah satu penari yang dihampiri Ratu Kidul akan dijadikan selir oleh Raja. Gadis yang diminta untuk menari juga ga sembarangan loooh harus dalam keadaan suci (tidak haid) dan harus berpuasa dulu beberapa hari hohoho.

Go baaack…

yg8
sumber: visittojogjakarta.blogspot.com (Ruangan ini tersusun dari batuan andesit dari Gunung Merapi). Batuan andesit sendiri terbentuk dari lelehan lava yang membeku.

Setelah dari ruang pameran saya dibawa ke lorong yang panjang. Di sisi lorong akan dipamerkan benda-benda pusaka dari keraton Jogja maupun solo, overall di ruangan ini masih menampilkan lukisan-lukisan. Ada salah satu lukisan yang katanya kalau diperhatikan matanya akan memandangi kita lekat-lekat (wkkwk tapi kok saya enggak ya ahahaha).

Setelah dari Gua Sela Giri, guide membawa saya ke Bale Kambang. Dinamakan Bale Kambang karena, bangunan ini dikelilingin oleh air. Untuk masuk ke ruang ini saya dan pengunjung lain harus melewati labirin yang cukup sempit.

Area Bale Kambang terdiri dari Ruang koleksi Batik dari keraton Jogja dan Surakarta, Ruang naskah Tineke, dan Ruang special Gusti Nurul.

Di Ruang koleksi batik tentunya saya ditunjukkan berbagai macam batik dari kedua keraton. Saya juga dijelaskan perbedaan antara batik solo dan batik jogja. Hmm, pengunjung ibu-ibu punya rasa antusias yang tinggi nih saat tiba di ruangan satu ini. Maklum biar kalo belanja ga salah kali ya hahaha.

liburanjogjacoid
Sumber: liburanjogja.co.id

Perbedaannya yaitu jika dilihat dari warna dasar, batik solo memiliki warna dasar Coklat Kekuningan (kalo guidenya bilang warna Sogan) sedangkan batik Jogja memiliki warna dasar yang lebih gelap dan terang. Tidak hanya tentang perbedaan warna, ternyata pemakaian batik pada beberapa acara harus diperhatikan. Yang paling saya ingat yaitu larangan memakai kain batik corak parang rusak pada saat pernikahan. Corak parang rusak dinilai identik dengan perang yang bisa melambangkan rumah tangganya nanti akan di “hiasi” dengan permasalahan wkkwkkkw serem juga yee (eike mah kalo batik asal aja, waspadalah waspadalah)

parang-1
Sumber: krjogja.com (Batik Parang Rusak)

Ruang Putri Dambaan atau Ruang Persembahan Gusti Nurul  juga sangat mengundang perhatian. Kalau yang ini pengunjung Pria yang terkesima. Ruang gusti nurul berisikan foto-foto yang menceritakan kisah hidup Gusti Nurul sejak bayi hingga menikah. Beliau adalah putri Keraton Mangkunegaran yang paling kece. Putri yang satu ini asli cantik banget dan ga heran kalau sejumlah pria melamarnya. Namun, beliau selalu menolaknya karena beliau ga mau dijadikan istri kedua ketiga atau ke-XX lainnya. Nah mau tau salah satu korbannya? Bapak Ir. Soekarno adalah korban dari Gusti Nurul. Jadi pengen ketawa dulu nih, ahahhaha jangan coba lagi pak! Gusti Nurul ga cuma menang cantik fisik aja tapi juga menang akan prestasinya, contohnya Gusti Nurul pernah menari dihadapan Ratu Belanda ketika umurnya masih sangat muda. Jadi, mau tau ibu Gusti Nurul menikah dengan siapa? Yaitu RM Soerjo Soejarso, seorang tentara. Beliau menikah saat berumur 30 tahun.

yg7

Setelah itu, ada ruang syair untuk Tineke. Ini adalah ruang yang paling saya tunggu. Namun sayangnya dikarenakan tidak boleh mengabadikan maka saya hanya dapat membacanya saja. Ruangan ini dipenuhi surat-surat dari para sahabat maupun sepupu untuk Tineke. Pada waktu itu putri Tineke jatuh cinta dengan pangeran. Namun, pangeran ditolak oleh ibundanya. Kala itu, semua sahabat dan sepupu Tineke menghibur dan memberi dukungan kepada putri Tineke. Alhamdulillahnya, setelah diperjuangkan selama 10 tahun, asli men 10 tahuuun boo (ada yang tahan kalo begini?) putri Tineke menikah juga dengan sang pangeran. Hadeeh mantep deh 10 tahun yang ga sia-sia wkwkwk.  Beberapa syair telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan saya ga sempat mencatatnya, yang saya inget cuma “Love without trust is the greatest lie in this world” (Liat tuh, dari dulu udah diajarin hehehehe)

yg6

Setelah itu, saya di bawa ke Ruang Ratu Mas untuk beristirahat sejenak. Di sini saya dan pengunjung lainnya dipersilahkan untuk menikmati ramuan jamu resep keraton yang katanya nih bikin yang minum awet muda hoho. Kita buktikan beberapa tahun mendatang.

Bagian terakhir dari tour ini adalah memasuki ruang Sasana Sekar Bawana. Pengunjung di bawa ke lorong terbuka untuk masuk ke ruang tersebut. Lorong terbuka ini dihiasi arca-arca, mulai dari arca yang masih lengkap hingga arca yang hanya badannya saja.

Ruang Sasana Sekar Bawana ini ruang yang menarik perhatian wanita-wanita single kayak saya gini wkwkwkk. Ullen sentalu emang adil deh. Kalau tadi ada ruang yang menarik perhatian ibu-ibu dan para pria sekarang gilirannya wanita status single hahaha. Ruangan ini memperlihatkan perbedaan detil busana pernikahan versi jogja dan versi solo.  Mulai dari jumlah mentul (itu loh yang goyang-goyang di kepala), filosofi kalung 3 susun, sampai makna bunga-bunga yang harus ada di busana pengantin. Pokoknya semua detail yang terpasang bukan sembarangan dipasang untuk keindahan semata tapi punya maknanya sendiri. Mulai dari nilai keagamaan, kehidupan, dan kesetiaan. Keduanya sama-sama indah. Mau versi yang mana nih?

yg2

Relief miring yang ada di belakang saya melambangkan kekecewaan akan Candi Borobudur yang bukan lagi menjadi 7 wonder of the world sejak Juli 2007. Bahkan hingga kini Borobudur tidak masuk dalam daftar 21 besar dari 77 situs bersejarah di dunia yang memperebutkan predikat 7 WONDERS. Yuk balik dan kenalin lagi Borobudur ke dunia!

yg4

yg5

Gimana readers? Mau berkunjung ke Ullen Sentalu? FYI, Ullen Sentalu masuk ke dalam 10 daftar Museum Terbaik di Indonesia setelah museum Agung Rai di Ubud dan Museum Batik Danar Hadi di Solo.

Baca juga : Finding Solace (Tri Hita Karana) – The Sacred Monkey Forest Sanctuary

2 thoughts on “Ullen Sentalu – 60 Minutes Historical Journey

Leave a reply to Rizka Rachmaniar Cancel reply